Pages

Kampus SMP Islam Watulimo

Jl. Raya Pantai Prigi, Gg. Masjid Jami' Slawe - Watulimo -. Trenggalek

Gedung Laboratorium

Laboratorium IPA, Perpustakaan Sekolah dan Ruang Kelas

Dewan Asatidz

Sebagian Dewan Asatidz/Dzah SMP Islam Watulimo

Laboratorium Komputer

Ruang dan Sarana Prasarana LAB KOMPUTER SMP Islam Watulimo

Tim Lomba Jelajah Santri

Lomba Jelajah Situs Sejarah Santri Trenggalek Tahun 2019.

Tim Drum Band

Tim Parade Drum Band "GITA BAHANA SMIWA" SMP Islam Watulimo.

Pengurus OSIS SMP Islam Watulimo

Pelantikan Pengurus OSIS SMP Islam Watulimo Masa Bhakti 2019/2020.

Tim Paduan Suara

Paduan Suara pada Kegiatan APEL AKBAR Ansor-Banser se Kabupaten Trenggalek di Pantai Prigi.

Pramuka Kita

Pelantikan Pramuka Penggalang Rakit dan Terap SMP Islam Watulimo.

LJS3T 2019

Juara Umum 3 Putri LJS3T SAKOMA Kabupaten Trenggalek tahun 2019.

LJS3T 2019

Juara Harapan Putra LJS3T SAKOMA Kabupaten Trenggalek tahun 2019.

Gedung Sekolah

Kampus SMP Islam Watulimo tampak dari arah Timur.

Study Tour

Study Tour Kelas IX ke Candi Borobudur Jawa Tengah.

OSIS dan DEGA

OSIS dan DEGA SMP Islam Watulimo ikut menjadi Panitia PERGAMA SAKOMA Koortan Watulimo.

STOP NARKOBA

SMP Islam Watulimo; Narkoba NO Prestasi YES.

KEMAH BHAKTI

KEMAH BHAKTI dan Perkemahan Pisah Tahun 2019-2020 di Buper Damas Karanggandu.

Masjid di Sekolahku

Masjid Jami' Nurul Iman Slawe yang berada satu lokasi dengan Sekolah.

Sabtu, 30 Mei 2020

FILOSOFI KETUPAT DAN LEPET


Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Konon adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. 

Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu 
bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

*Arti Kata Ketupat.*

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. 
Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari :
NGAKU LEPAT dan LAKU PAPAT.
Ngaku lepat artinya MENGAKUI KESALAHAN.
Laku papat artinya EMPAT TINDAKAN.

NGAKU LEPAT.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, 
bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

LAKU PAPAT.

1. LEBARAN.
2. LUBERAN.
3. LEBURAN.
4. LABURAN.

LEBARAN
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. 

LUBERAN
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.

LEBURAN
Sudah habis dan lebur. 
Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis 
karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

LABURAN
Berasal dari kata labur, 
dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT
Kenapa mesti dibungkus JANUR ? 
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). 
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat HATI manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti KUPAT YANG DIBELAH, 
pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? 
Karena hatinya sudah dibungkus CAHAYA (ja'a nur). 

LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita KUBUR/TUTUP YANG RAPAT.
Jadi setelah ngaku lepet, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, 
jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya KETAN DALAM LEPET.

Allahu'alam
Semoga bermanfaat,

Sumber :
Dilansir dari Historia id, ketupat memiliki sejarah panjang di Indonesia, 
diyakini diperkenalkan pertama kali di Kerajaan Islam Demak, 
Oleh Raden Mas Sahid atau yang dikenal dengan nama Sunan Kalijaga.

Kamis, 07 Mei 2020

PRESIDEN PERTAMA NU : KH HASAN GIPO


oleh : Shuniyya Ruhama 

Sebagian besar dari kita saat ditanya, siapa Presiden atau Ketua Tanfidziyah NU Pertama, maka biasanya akan menyebut nama Hadlrotussyaikh KH. Hasyim Asy’arie. Padahal, sebenarnya Ketua Tanfidziyah NU Pertama adalah Guru Mulia KH Hasan Gipo Surabaya.

Adapun Hadlrotussyaikh Mbah Hasyim Asy’arie berkedudukan sebagai Rois Akbar, pemimpin tertinggi NU. KH. Hasan Gipo adalah Ketua Pelaksana sesuai dengan arahan maupun fatwa Hadlrotussyaikh.

KH. Hasan Gipo adalah seorang saudagar kaya raya yang masih merupakan dzuriyah dari Kanjeng Sunan Ampel. Beliaulah yang mendanai Komite Hijaz hingga bisa menembus jazirah Arab.

Beliau pulalah sponsor terbesar dalam hal harta pribadi kepada NU, sehingga atas wasilah harta beliau, kabar berdirinya NU segera tersebar luas hingga ke seantero Tanah Jawa dari ujung paling timur hingga baratnya, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan tak ketinggalan Singapura.

Mendapat kabar berdirinya Jam’iyyah Nahdlatul ‘Ulama, mayoritas Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah Al Muktabaroh di seantero Nusantara segera merapatkan barisan, “bermakmum” di belakang Hadlrotussyaikh.

Ila hadlroti ruhi Guru Mulia KH Hasan Gipo wa zawjatihi wa dzurriyatihi wa furu’ihi wa silsilatihi wa muridihi wa muhibbihi syai-un lillahi lana walahum Al Fatihah ...

Di sadur dari dinding FB nya Ning Suniyya Ruhama.

Mengenal KH Abdul Wahab Chasbullah Pendiri dan penggerak NU


KH Abdul Wahab Hasbullah
Lahir di Jombang, 31Maret 1888 
Dan meningal 29 Des 1971 di  83 tahun 
Beliau adalah seorang Ulama pendiri dan penggerak Nahdatul Ulama. 

KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. 
Beliau diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014

Beliau putra dari  KH. Hasbulloh Said dengan ibunyai Latifah.

Putera puteri  beliau : 

1. K.H.M. Wahib Wahab
2. KH. M. Nadjib Wahab
3. KH. Muhammad Adib wahab
4. Nyai Hj. Djumiatin Musta'in Romly
5. Nyai Hj. Mu'tamaroh Muhammad
6. Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid
7. Nyai Hj. Chizbiyyah Rochim
8. Nyai Hj. Mundjidah Wahab
9. KH. M. Hasib Wahab
10. KH. M. Roqib Wahab

Beliau adalah pengarang syair
 " Subbanul Wathon " yang banyak di nyanyikan  dikalangan Nahdliyyin, lagu ya lal Wathon atau Syubbanul Wathon  ini  di karangnya pada tahun 1916 dan menjadi lagu wajibnya Nahdlotul Wathon yang kemudian digubah lagi untuk menyemangati pergerakan pemuda  Ansor dan Nasionalisme pada tahun 1934.
KH Maimun Zubair mengatakan bahwa syair tersebut adalah syair yang beliau dengar, peroleh, dan di nyanyikan saat masa mudanya di Rembang.
Dan dahulu syair Syubbanul Wathon  ini dilantangkan setiap hendak memulai kegiatan belajar oleh para santri.

Lirik lagu
- Syubbanul Wathon-
Karya: KH. Abdul Wahab Chasbullah (1916)

ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطن
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ 
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ 
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ 
اِندُونيْسِياَ بِلاَدى 
أَنْتَ عُنْواَنُ الْفَخَاماَ 
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ  
طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا 

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
Cintamu dalam Imanku Jangan Halangkan Nasibmu 
Bangkitlah Hai Bangsaku 
Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
Cintamu dalam Imanku Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku
Indonesia Negeriku Engkau Panji Martabatku 
Siapa Datang Mengancammu 
Kan Binasa di bawah dulimu

Ayah KH Abdul Wahab Hasbullah adalah KH Hasbulloh Said, Pengasuh PP  Tambakberas  Jombang Jawa Timur, sedangkan Ibundanya bernama Nyai Latifah.

KH. Abdul Wahab Hasbulloh merupakan bapak Pendiri dan penggerak NU Selain itu juga pernah menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah Jepang.
 
Beliau juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantoro.
 Tahun 1918 mendirikan kursus bernama “Tashwirul Afkar”.

Tahun 1916 mendirikan Organisasi Pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan, kemudian pada 1926 menjadi Ketua Tim Komite Hijaz.

KH. Abdul Wahab Hasbulloh juga seorang pencetus dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi NU dengan adanya dua badan, Syuriyah dan Tanfidziyah sebagai usaha pemersatu kalangan Tua dengan Muda.

Beliau adalah pelopor kebebasan berpikir
Beliau adalah  Inspirator GP Ansor



"Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca karena membaca itu sumber hikmah; menyediakan waktu tertawa karena tertawa itu musiknya jiwa; menyediakan waktu untuk berpikir karena berpikir itu pokok kemajuan; menyediakan waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal kejayaan; menyediakan waktu untuk bersenda-gurau karena bersenda itu akan membuat muda selalu; dan menyediakan waktu beribadah karena beribadah itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa."

(Kata Mutiara, Anonim)