Pages

Rabu, 29 April 2020

MASUK SURGA KARENA RAMADAN


Diceritakan pada zaman dahulu hiduplah seorang Majusi, penganut agama yang menyembah api. Ia memiliki seorang putri kecil yang masih belia.

Suatu hari, dengan santainya anak Majusi itu makan di tengah pasar. ia tak mengetahui bahwa hari itu adalah bulan Ramadhan. Yang mana pada saat itu seluruh umat Islam menjalankan ibadah puasa.

Mengetahui hal itu, sang ayah memarahi dan memukulnya. “Seharusnya engkau pandai menghormati umat Islam yang sedang melaksanakan puasa ramadhan, tapi mengapa kamu tidak tahu diri dengan cara makan di tengah pasar?”

Setelah mendapatkan peringatan keras dari ayahnya, anak Majusi itu tak pernah lagi makan di siang Ramadhan secara terbuka di muka umum. Waktu terus berjalan, sampai akhirnya beberapa tahun kemudian orang Majusi tersebut meninggal dunia.

Pada suatu malam, ada seorang ulama yang alim tengah bermimpi bertemu dengan orang Majusi tersebut. Dalam mimpinya, ia melihat bahwa orang Majusi itu sedang berada di suatu istana yang megah di surga. Merasa ada yang janggal, ulama itu memberanikan diri untuk bertanya kepada Majusi tersebut.

“Kenapa engkau masuk surga. Bukankah engkau seorang Majusi?” tanya ulama tersebut.

Dengan santainya orang Majusi itu menjawab, “Iya memang pada awalnya aku pemeluk agama Majusi. Namun ketika aku hampir mendekati ajalku, aku mendengar sebuah seruan di atasku yang berkata: Wahai para malaikatku, janganlah biarkan dia tersesat dengan agama Majusinya, jadikanlah ia seorang muslim. Sebab ia telah menghormati bulan suci Ramdhan”.

________________
Disarikan dari kitab Zubdatul Majalis yang dikutip dalam kitab Dzurrotun Nashihin, hal. 13, cet. Al-Hidayah.

"Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca karena membaca itu sumber hikmah; menyediakan waktu tertawa karena tertawa itu musiknya jiwa; menyediakan waktu untuk berpikir karena berpikir itu pokok kemajuan; menyediakan waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal kejayaan; menyediakan waktu untuk bersenda-gurau karena bersenda itu akan membuat muda selalu; dan menyediakan waktu beribadah karena beribadah itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa."

(Kata Mutiara, Anonim)