Pages

Selasa, 04 Februari 2020

Selamat Jalan Gus Sholah, Kyai yang juga Pandu


Masyarakat umumnya mengenal sosok KH. Shalahudin Wahid sebagai seorang Kyai, insinyur, tokoh NU,  aktivis Hak Asasi Manusia,  Tokoh ICMI, mantan cawapres tahun 2004, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng,  Rektor Universitas Hasyim Asyari Jombang,  serta sederet jabatan yang pernah melekat dengan beliau lainnya dan memang dikenal luas oleh masyarakat. Namun,  ada yang jarang diketahui bahwa beliau, KH. Shalahudin Wahid atau kita biasa menyebutnya Gus Sholah adalah seorang Pandu. Beliau aktif dan berkegiatan dalam Pandu Ansor. Pandu Ansor merupakan salah satu perangkat organisasi dari Ansor Nahdlatul Ulama (ANO). Ansor Nahdlatul Ulama sekarang menjadi Gerakan Pemuda Ansor. 

Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, wadah kegiatan seperti “Pandu Ansor” bersama “Drum Band Pemuda Ansor” dan Banser, menjadi magnet sendiri di kalangan para pemuda untuk tertarik masuk ke dalam Ansor atau NU. Pada perkembangannya, seiring dengan terjadinya dinamika pada gerakan pandu di Indonesia, pada tahun 1961 seluruh organisasi kepanduan di Indonesia, termasuk Pandu Ansor, melebur menjadi satu dalam wadah “Gerakan Pramuka”.

Keaktifan Gus Sholah dalam Pandu Ansor sangat luar biasa. Bahkan beliau pernah mewakili Indonesia dan tergabung dalam kontingen Indonesia untuk mengikuti Jambore Pandu Dunia ke-X di Makiling,  Los Banos (Laguna) Filipina,  17-26 Juli 1959. Bersama anggota Pandu lainnya beliau berangkat menuju Filipina. Kala itu Kontingen Indonesia terdiri dari sembilan orang Gugus Pimpinan dengan Dr Soedarsono sebagai Kepala Misi, 42 orang Pandu Gugus Perintis, 20 orang anggota Gugus Training Centre (Departemen Agama). Rombongan berangkat menggunakan kapal DKN 502 milik Kepolisian dengan awak 20 orang. Dalam perjalanan 11 hari dari Jakarta ke Manila sempat hilang (lepas kontak) selama beberapa hari saat menempuh badai selepas Selat Sulawesi. 

“Saya, Rozy Munir, dan beberapa kawan mewakili Kepanduan Ansor,” tutur Gus Sholah kepada NU Online ketika menceritakan kisahnya sebagai seorang Pandu. 

Dari beberapa sumber lain disebutkan bahwa Husni Minwary Ketua Pandu Ansor Jawa Barat ikut melatih kontingen dari Indonesia berjumlah 100 orang yang dipusatkan di Jakarta. Yang tercatat sebagai senior Pandu Ansor yang ikut berangkat ke Jambore Dunia di kala itu adalah Mc Husni Minwary Wk (Bawean), Danial Tanjung, Idham Chalid, M Anshary Sjams, Fathurazi (Jakarta) dan Najid Muchtar (Jakarta). Sedangkan anggota Pandu Ansor yunior diantaranya adalah Rozy Munir (Mojokerto) dan Sholahudin Wahid (Jombang). 

Kini Gus Sholah telah Kembali. Kembali kepada Rabb yang maha menciptakan. Kitapun kehilangan sosok Kyai yang juga seorang Pandu sejati. 

Selamat Jalan Kyai..  
Selamat Jalan Pandu Ibu Pertiwi..
___

Sumber : Akun FB Kak Mahsun Ismail
Disalin dari postingan Kak Kyai Zamzami Sabiq Hamid

"Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca karena membaca itu sumber hikmah; menyediakan waktu tertawa karena tertawa itu musiknya jiwa; menyediakan waktu untuk berpikir karena berpikir itu pokok kemajuan; menyediakan waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal kejayaan; menyediakan waktu untuk bersenda-gurau karena bersenda itu akan membuat muda selalu; dan menyediakan waktu beribadah karena beribadah itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa."

(Kata Mutiara, Anonim)