Pages

Selasa, 17 Desember 2019

Untuk Nadiem Makarim, BRAVO !

Mematahkan Mitos NEM, IPK dan Rangking
Oleh : Prof Agus Budiyono

Ada 3 hal ternyata tdk terlalu berpengaruh terhadap *kesuksesan*  yaitu: *NEM, IPK dan rangking*

Saya mengarungi pendidikan selama 22 tahun (1 tahun TK, 6 tahun SD, 6 tahun SMP-SMA, 4 tahun S1, 5 tahun S2 & S3) 

Kemudian sy mengajar selama 15 tahun di universitas di 3 negara maju (AS, Korsel, Australia) dan juga di tanah air. 
Saya menjadi saksi betapa *tidak relevannya ketiga konsep di atas* terhadap kesuksesan. 

Ternyata sinyalemen saya ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley yang memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap *tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survey terhadap 733 millioner di US*

Hasil penelitiannya ternyata nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan  rangking) *hanyalah faktor sukses urutan ke 30* 

*Sementara faktor IQ pada urutan ke-21* 
*Dan bersekolah di universitas/sekolah favorit di urutan ke-23.* 

Jadi saya ingin mengatakan secara sederhana: Anak anda nilai raport nya rendah *Tidak masalah.*

NEM anak anda tidak begitu besar? 
Paling banter akibatnya tidak bisa masuk sekolah favorit. 
*Yang menurut hasil riset, tidak terlalu pengaruh thdp kesuksesan*

*Lalu apa faktor yang menentukan kesuksesan seseorang itu ?*
Menurut riset Stanley berikut ini adalah sepuluh faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan:

1. Kejujuran (Being honest with all people)
2. Disiplin keras (Being well-disciplined)
3. Mudah bergaul (Getting along with people)
4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)
5. Kerja keras (Working harder than most people)
6. Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business)
7. Kepemimpinan (Having strong leadership qualities)
8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/personality)
9. Hidup teratur (Being very well-organized)
10. Kemampuan menjual ide (Having an ability to sell my ideas/products)

Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK. 
Dalam kurikulum semua ini kita kategorikan *softskill.*
Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan ekstra-kurikuler.

✊✊✊✊✊✊✊✊
 Mengejar kecerdasan akademik semata hanya akan menjerumuskan diri, Amin.

"Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca karena membaca itu sumber hikmah; menyediakan waktu tertawa karena tertawa itu musiknya jiwa; menyediakan waktu untuk berpikir karena berpikir itu pokok kemajuan; menyediakan waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal kejayaan; menyediakan waktu untuk bersenda-gurau karena bersenda itu akan membuat muda selalu; dan menyediakan waktu beribadah karena beribadah itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa."

(Kata Mutiara, Anonim)