Pages

Kamis, 12 Desember 2019

GURU NGAJI

GURU NGAJI
 
Ketika buruh ribut demo, *Guru Ngaji tetap diam* .

Ketika Guru ASN dapat ini itu, *Guru Ngaji tetap diam* .

Ketika guru Honorer ribut, krn tak dapat THR, *Guru Ngaji tetap diam* .

Ketika Guru Honorer bikin surat terbuka untuk Presiden, *Guru Ngaji tetap diam dan Istiqomah* mengajar anak didiknya.

 *Guru Ngaji diam* bukannya tidak ingin demo seperti buruh, yang meminta kenaikan upah, begitu pula ketika Guru ASN mendapatkan ini itu dari pemerintah dan Guru Honorer bikin surat terbuka untuk Presiden. 
Sebenarnya Guru Ngaji pun sama, ingin ini itu dan juga ingin dapat THR seperti yang diharapkan Guru Honorer.

Tapi Guru Ngaji menyadari, bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Dan Guru Ngaji juga menyadari, bahwa bukan besar kecilnya *Nominal* yang membuat hidup bahagia, tapi rasa syukur yang akan menjadikan hati diberikan kebahagiaan.

Karna niat dan tujuan Guru Ngaji adalah ibadah, menyebarkan ilmu dan ikhtiyar mencerdaskan masyarakat agar mempunyai moral dan ahlaqul karimah serta taat beribadah kepada Robbnya.

Guru ngaji menyadari, bhw berkeluh kesah pada manusia meski dengan surat terbuka, hanya akan menyisakan putus asa dan rasa kecewa, maka bagi *Guru Ngaji lebih baik tiap malam mengadu pada yg MAHA MENERIMA KELUH KESAH TANPA PILIH KASIH, YANG TIDAK PERNAH MEMBUAT KECEWA PADA MAKHLUKNYA.*

"Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca karena membaca itu sumber hikmah; menyediakan waktu tertawa karena tertawa itu musiknya jiwa; menyediakan waktu untuk berpikir karena berpikir itu pokok kemajuan; menyediakan waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal kejayaan; menyediakan waktu untuk bersenda-gurau karena bersenda itu akan membuat muda selalu; dan menyediakan waktu beribadah karena beribadah itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa."

(Kata Mutiara, Anonim)