Imam
Nawawi RA menyebutkan hadits ke 12 ini dari Kitab Arbain Nawawinya.
Diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairoh RA bahwa Nabi SAW bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ
تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْه
“Termasuk bukti bagusnya Islam seseorang adalah meninggalkan apa
yang tidak penting baginya.” (Hadits Hasan, HR
Turmudzi).
Hadits
ini merupakan bentuk Jawamiil Kalimdari Nabi SAW, kata-kata ringkas yang
mengandung makna yang sangat luas. Ucapan penuh hikmah ini tidak pernah
diucapkan oleh seorang pun sebelum Nabi SAW. Memang diriwayatkan dari Suhuf
Nabi Syith AS dan Nabi Ibrahim AS:
“Siapa yang menganggap ucapannya adalah bagian dari amalnya
(yang akan dihisab), maka akan sedikit ucapannya kecuali dalam apa yang penting
baginya.”
Isi
suhuf ini hanya mencakup ucapan saja, sedangkan hadits Nabi SAW di atas
mencakup ucapan dan perbuatan yang tidak penting. Yang dimaksud tidak penting
dalam hadits ini adalah hal yang tidak berhubungan dengan kebaikan dunia atau
akhiratnya, seperti hal-hal mubah yang bukan merupakan dosa dan bukan pula
suatu ibadah. Contohnya melamun, membaca buku yang tidak bermanfaat, menonton
hal mubah yang tidak ada manfaatnya, gurauan yang merusak wibawa, mencari
banyak harta halal yang tidak diperlukan, bercerita dengan cerita yang boleh
yang tidak ada manfaat duniawi mau pun untuk akhiratnya dan banyak lainnya.
Orang yang meninggalkan hal-hal ini adalah orang yang baik Islamnya.Imam
Ghazali pernah menyebutkan mengenai batasan suatu hal yang dianggap tidak
penting. Beliau berkata, “Batasan ucapan yang tidak penting adalah jika engkau
mengatakan sesuatu yang apabila engkau tidak mengatakannya engkau tidak berdosa
dan tidak pula mendapat bahaya saat itu atau di masa depan. Jika ini diucapkan,
maka itu adalah bentuk menyia-nyiakan waktu“
Islam
menuntut kita untuk melakukan kewajiban dan kesunahan dan meninggalkan hal yang
haram dan makruh. Ada pun hal-hal mubah yang tidak menimbulkan dosa, boleh saja
kita melakukannya. Sekalipun begitu, orang yang beragama dengan sempurna akan
meninggalkan hal-hal mubah yang tidak penting itu, sebab itu adalah bentuk
menyia-nyiakan waktu. Bukankah setiap detik dari waktu kita adalah permata yang
tidak ternilai harganya?. Apabila hilang, ia tidak mungkin digantikan lagi.
Sumber
: Santri Net