Kisah
ini diawali ketika Imam Sufyan ats Tsauri tinggal di rumah sahabatnya Abu
Manshur. Di rumah ini pula beliau sakit dan wafat. Ketika tinggal di rumah
sahabatnya itu, Sufyan mendapati seekor burung bul-bul yang ada dalam sangkar.
Kemudian beliau berkata kepada Abu Manshur,” Wahai sahabatku burung ini
terkurung, lebih baik kalau dikeluarkan dari sangkarnya.”
“Maaf
burung bulbul ini bukan milikku sahabat. Tetapi burung itu milik anakku. Jika
engkau ingin memilikinya maka akan kuberikan kepadamu,” jawab Abu Manshur.
Mendengar
jawaban sahabatnya itu, Sufyan kemudian berkata,” Tidak, aku akan memilikinya
kalau tidak membeli burungnya seharga 1 dinar.”
setelah
berdialog akhirnya mereka berdua sepakat. Burung itu kemudian menjadi milik
Sufyan Tsauri. Setelah mendapatkan burung tersebut, Sufyan kemudian melepaskannya
dari sangkar.
Haripun
berganti. Burung yang dilepaskan itu ternyata tahu terima kasih. Hewan tersebut
tidak ingin pergi jauh dari Sufyan Ats Tsauri. Setiap pagi burung bul-bul itu
pergi mencari makan, namun sorenya pulang dan tinggal di sekitar rumah Abu
Manshur. Sampai suatu saat Sufyan Tsauri meninggal dunia. Ternyata ketika
diantar ke tempat pemakaman, burung bul bul itu ikut serta mengantarkan
jenazah.
Setelah
selesai prosesi pemakaman, burung itu tampak gelisah di atas makam Sufyan ats
Tsauri. Sejak peristiwa itu burung bul bul yang pulang di rumah Abu Manshur
menjadi tidak terlihat ada. Namun burung itu selalu terbang di makan Imam
Sufyan ats Tsauri . Hingga akhirnya burung Bulbul ditemuklan mati dan
tergelatak di atas makam imam besar itu.
Bernama
lengkap Sufyan bin Sa’id bin Masruq ats-Tsauri dikenal sebagai ulama
besar. Imam Yahya bin Ma’in mengatakan bahwa Sufyan ats-Tsauri dilahirkan
pada tahun 97 H. Beliau mulai menimba ilmu sejak kecil. Banyak ulama memuji
keilmuan Imam Sufyan at Tsauri ini, diantaranya Sufyan bin ‘Uyainah. Ia berkata
tentang Sufyan ats-Tsauri, “Adalah Sufyan ats-Tsauri sosok ulama yang ilmu
seolah-olah senantiasa terpampang di hadapannya, sehingga dia bisa mengambil
apa pun yang dia kehendaki dan meninggalkan apa yang tidak dia kehendaki.”
Sumber : Ar-Rahmah Online